Showing posts with label MikroTIK. Show all posts
Showing posts with label MikroTIK. Show all posts

Tuesday, 9 July 2013

Setting Web Proxy MikroTIK


Kebanyakan proxy merupakan web proxy, yang mengizinkan penggunanya untuk mengakses konten di internet.
Server proxy memiliki banyak jenis sesuai dengan tujuanya, termasuk:
Untuk menjaga mesin di balik anonim (terutama untuk security).[1]meningkatkan akses ke sumber (menggunakan caching). 
Web proxy biasanya digunakan untuk cache halaman internet dari server web. [2]menerapkan aturan akses terhadap internet atau isinya, e.g. to block undesired sites.
Untuk penggunaan log / audit, yaitu untuk menyediakan karyawan perusahaan pelaporan penggunaan Internet.
Untuk melewati kontrol keamanan/ parental. memindai perpindahan konten bila terdapat malware sebelumya.
Untuk memindai konten outbound, misalnya untuk perlindungan data dari kebocoran.
Untuk menghindari pembatasan regional.(Wikipedia)
Dalam artikel ini akan sedikit kita bahasa tentang bagaimana membuat/ setting sebuah web proxy di Mikrotik.  Ada beberapa lavel yang harus kita kerjakan dan ada 2 cara yang bisa kita lakukan ketika bekerja dengan MikroTIK, yaitu :

  1. Melalui koneksi Console/CLI
  2. Melalui Software WinBox dan mengakses MikroTik RouterOS secara SSH.

Kali ini saya akan mencoba share untuk yang melalui Console/CLI, entah CLInya komputer MikroTik RouterOS maupun yang telah di-SSH melalui winbox. Ada 3 tahapan utama yang harus dilakukan :

1. Konfigurasi Web Proxyy

[admin@Mikrotik] > ip web-proxy
[admin@Mikrotik] ip web-proxy> set enabled=yes ==> untuk membuat ip web proxy aktif
[admin@Mikrotik] ip web-proxy> set src-address=0.0.0.0 ==> address yang akan digunakan untuk koneksi ke parent proxy
[admin@Mikrotik] ip web-proxy> set port=8080 ==> membuat port untuk web proxy [admin@BlueSoft] ip web-proxy> set hostname= admin [bisa diganti] ==> hostname dari web proxy
[admin@Mikrotik] ip web-proxy> set transparent-proxy=yes ==> meng-enable-kan proxy secara transparant
[admin@Mikrotik] ip web-proxy> set parent-proxy=0.0.0.0:0 ==> address dari parent proxy
[admin@Mikrotik] ip web-proxy> set cache-administrator=blue.sofware@yahoo.com (isi dengan alamat email)     ==> email administrator/maintainer, apabila proxy error, status akan dikirim ke email ini.
[admin@Mikrotik] ip web-proxy> set max-object-size=4096KiB ==> ukuran maksimal file yang akan disimpan sebagai cache (4096KiB adalah default )
[admin@Mikrotik] ip web-proxy> set cache-drive=system ==> posisi dimana cache akan disimpan
[admin@Mikrotik] ip web-proxy> set max-cache-size=unlimited ==> ukuran maksimal hardisk yang akan dipakai sebagai penyimpan file cache
[admin@Mikrotik] ip web-proxy> set max-ram-cache-size=unlimited ==> maksimal ram yang digunakan untuk menyimpan cache

2. Konfigurasi NAT-Redirect

Setelah setting dari web proxy selesai, sekarang kita mencoba membelokkan traffic http ke arah web proxy atau dengan kata lain akan memaksa akses yang keluar untuk memasuki web proxy kita dahulu. Port yang perlu dibelokkan biasanya 80,3128 dan 8080. Konfigurasinya :
[admin@MikroTIK] ip web-proxy> /ip firewall nat add chain=dstnat protocol=tcp dst-port=80 action=redirect to-ports=8080 ==> akan meredirect port 80 ke 8080 (portnya web proxy)
[admin@MikroTIK] ip web-proxy> /ip firewall nat add chain=dstnat protocol=tcp dst-port=3128 action=redirect to-ports=8080 ==> akan meredirect port 3128 ke 8080 (portnya web proxy)
[admin@MikroTIK] ip web-proxy> /ip firewall nat add chain=dstnat protocol=tcp dst-port=8080 action=redirect to-ports=8080 ==> akan meredirect port 3128 ke 8080 (portnya web proxy)

3. Blok Situs
Dari tahap di atas telah di lakukan proses settingan web-proxy kita dah sudah bisa digunakan dan berikutnya Bagaimana proses konfigurasi untuk blok sebuah situs yang menurut kita layak untuk di blok, biasanya situs situs yang berbau sarah dan saruh 

contohnya sbb:
[admin@MikroTIK] ip web-proxy> access add url=blue.com method=any action=deny

Dari CLI diatas digunakan untuk mengblokir situ blue.com, jika kita akses lewat web brose dan menuliskan alamat situs tersebut akan ada informasi bahwa situs tersebut tidak bisa dibuka silakan hubungi admin, kalau masih bisa terbuka berarti konfigurasi kita ada yang salah, silakan di-trace di mana kesalahan kita.


Selamat Mencoba :-)

Read more »

Monday, 8 July 2013

Membagi Bandwidth dengan Rata Secara OTOMATIS DI MikroTIK RB750


Bagi sobat sekalian yang pingin membagai rata dan otomatis pada MikroTIK silakan ikuti langkah-langkah berikut ini 
Langkah Langkah:
  1. Masukkan Kabel komputer ke port nomor 3 di mikrotik RB750. Sedangkan Modem ADSL yang sudah terseting dengan alamat IP 192.168.1.1 dihubungkan ke port nomor 1 pada RB.
  2. Biasanya IP di komputer diset DHCP aja dulu (obtain IP address automaticaly) 
  3. Jalankan winbox kemudian deteksi IP-nya dengan cara klik sebelah tombol connect. Biasanya tertera alamat 192.168.88.1, kemudian isi username dengan admin dan password kosongkan saja, lalu klik connect.
  4. Kllik "new terminal". Pada terminal ketik "setup", kemudian tekan tombol "r" kemudian "y", maka RB akan melakukan reboot dan winbox akan terputus koneksinya (close aja dulu)
  5. Isi IP pada komputer: 192.168.0.1 SNM: 255.255.255.0 GW: 192.168.0.1 DNS: 192.168.0.1
  6. Jalankan winbox lagi, kemudian deteksi seperti pada langkah 2, maka akan terdeteksi IP 0.0.0.0. Klik connect, jika muncul dialog, klik saja "remove configuration".
  7. Klik "new terminal" dan silahkan copy-paste script di bawah ini di "new terminal":

/interface
set 0 name=wan
set 2 name=lan

/ip address
add address=192.168.1.200/24 interface=wan
add address=192.168.0.1/24 interface=lan

/ip route
add gateway=192.168.1.1

/ip firewall nat
add chain=srcnat action=masquerade out-interface=wan

/ip dns
set primary-dns=202.134.0.155
set secondary-dns=8.8.4.4
set allow-remote-requests=yes


/ip firewall mangle
add chain=forward src-address=192.168.0.0/24 action=mark-connection new-connection-mark=users-con
add connection-mark=users-con action=mark-packet new-packet-mark=users chain=forward

/queue type
add name=pcq-download kind=pcq pcq-classifier=dst-address
add name=pcq-upload kind=pcq pcq-classifier=src-address

/queue tree
add parent=lan queue=pcq-download packet-mark=users
add parent=wan queue=pcq-upload packet-mark=users


catatan : jangan di-copy-kan sebaris-sebaris, karena IP RB masih 0.0.0.0, nanti RB akan disconnect...!!!!!

8. Reboot RB-nya.

Hasilnya:
  1. Bandwidth akan terbagi rata secara otomatis.
  2. Misalnya anda punya kecepatan 1 Mbps
- Bila user cuma ada 1, maka kecepatan akan full 1 Mbps
- Bila user ada 2 , maka kecepatan akan dibagi dua, yaitu 512 kbps
- dan seterusnya sampai rata.


sumber: http://caramkl.blogspot.com/2013/05/membagi-bandwidth-sama-rata-secara.html

Read more »

Membuat Load Balance dengan MikroTIK

Load balance pada MikroTIK adalah teknik untuk mendistribusikan beban trafik pada dua atau lebih jalur koneksi secara seimbang, agar trafik dapat berjalan optimal, memaksimalkan throughput, memperkecil waktu tanggap dan menghindari overload pada salah satu jalur koneksi. Selama ini banyak dari kita yang beranggapan salah, bahwa dengan menggunakan loadbalance dua jalur koneksi , maka besar bandwidth yang akan kita dapatkan menjadi dua kali lipat dari bandwidth sebelum menggunakan loadbalance (akumulasi dari kedua bandwidth tersebut). Hal ini perlu kita perjelas dahulu, bahwa loadbalance tidak akan menambah besar bandwidth yang kita peroleh, tetapi hanya bertugas untuk membagi trafik dari kedua bandwidth tersebut agar dapat terpakai secara seimbang. 

Dengan artikel ini, kita akan membuktikan bahwa dalam penggunaan loadbalancing tidak seperti rumus matematika 512 + 256 = 768, akan tetapi 512 + 256 = 512 + 256, atau 512 + 256 = 256 + 256 + 256. 

Pada artikel ini kami menggunakan RB433UAH dengan kondisi sebagai berikut : 
  1. Ether1 dan Ether2 terhubung pada ISP yang berbeda dengan besar bandwdith yang berbeda. ISP1 sebesar 512kbps dan ISP2 sebesar 256kbps.
  2. Kita akan menggunakan web-proxy internal dan menggunakan openDNS. 
  3. Mikrotik RouterOS anda menggunakan versi 4.5  karena fitur PCC mulai dikenal pada versi 3.24. 


Jika pada kondisi diatas berbeda dengan kondisi jaringan ditempat anda, maka konfigurasi yang akan kita jabarkan disini harus anda sesuaikan dengan konfigurasi untuk jaringan ditempat anda. 

Konfigurasi Dasar 


Berikut ini adalah Topologi Jaringan dan IP address yang akan kita gunakan

/ip address 
add address=192.168.101.2/30 interface=ether1 
add address=192.168.102.2/30 interface=ether2 
add address=10.10.10.1/24 interface=wlan2 
/ip dns 
set allow-remote-requests=yes primary-dns=208.67.222.222 secondary-dns=208.67.220.220

Untuk koneksi client, kita menggunakan koneksi wireless pada wlan2 dengan range IP client 10.10.10.2 s/d 10.10.10.254 netmask 255.255.255.0, dimana IP 10.10.10.1 yang dipasangkan pada wlan2 berfungsi sebagai gateway dan dns server dari client. Jika anda menggunakan DNS dari salah satu isp anda, maka akan ada tambahan mangle yang akan kami berikan tanda tebal 

Setelah pengkonfigurasian IP dan DNS sudah benar, kita harus memasangkan default route ke masing-masing IP gateway ISP kita agar router meneruskan semua trafik yang tidak terhubung padanya ke gateway tersebut. Disini kita menggunakan fitur check-gateway berguna jika salah satu gateway kita putus, maka koneksi akan dibelokkan ke gateway lainnya. 

/ip route 
add dst-address=0.0.0.0/0 gateway=192.168.101.1 distance=1 check-gateway=ping 
add dst-address=0.0.0.0/0 gateway=192.168.102.1 distance=2 check-gateway=ping


Untuk pengaturan Access Point sehingga PC client dapat terhubung dengan wireless kita, kita menggunakan perintah 

/interface wireless 
set wlan2 mode=ap-bridge band=2.4ghz-b/g ssid=Mikrotik disabled=no


Agar pc client dapat melakukan koneksi ke internet, kita juga harus merubah IP privat client ke IP publik yang ada di interface publik kita yaitu ether1 dan ether2. 

/ip firewall nat 
add action=masquerade chain=srcnat out-interface=ether1 
add action=masquerade chain=srcnat out-interface=ether2

Sampai langkah ini, router dan pc client sudah dapat melakukan koneksi internet. Lakukan ping baik dari router ataupun pc client ke internet. Jika belum berhasil, cek sekali lagi konfigurasi anda. 

Webproxy Internal 

Pada routerboard tertentu, seperti RB450G, RB433AH, RB433UAH, RB800 dan RB1100 mempunyai expansion slot (USB, MicroSD, CompactFlash) untuk storage tambahan. Pada contoh berikut, kita akan menggunakan usb flashdisk yang dipasangkan pada slot USB. Untuk pertama kali pemasangan, storage tambahan ini akan terbaca statusnya invalid di /system store. Agar dapat digunakan sebagai media penyimpan cache, maka storage harus diformat dahulu dan diaktifkan Nantinya kita tinggal mengaktifkan webproxy dan set cache-on-disk=yes untuk menggunakan media storage kita. Jangan lupa untuk membelokkan trafik HTTP (tcp port 80) kedalam webproxy kita. 

/store disk format-drive usb1 
/store 
add disk=usb1 name=cache-usb type=web-proxy 
activate cache-usb 
/ip proxy 
set cache-on-disk=yes enabled=yes max-cache-size=200000KiB port=8080 
/ip firewall nat 
add chain=dstnat protocol=tcp dst-port=80 in-interface=wlan2 action=redirect to-ports=8080



Pengaturan Mangle 
Pada loadbalancing kali ini kita akan menggunakan fitur yang disebut PCC (Per Connection Classifier). Dengan PCC kita bisa mengelompokan trafik koneksi yang melalui atau keluar masuk router menjadi beberapa kelompok. Pengelompokan ini bisa dibedakan berdasarkan src-address, dst-address, src-port dan atau dst-port. Router akan mengingat-ingat jalur gateway yang dilewati diawal trafik koneksi, sehingga pada paket-paket selanjutnya yang masih berkaitan dengan koneksi awalnya akan dilewatkan  pada jalur gateway yang sama juga. Kelebihan dari PCC ini yang menjawab banyaknya keluhan sering putusnya koneksi pada teknik loadbalancing lainnya sebelum adanya PCC karena perpindahan gateway.. 
Sebelum membuat mangle loadbalance, untuk mencegah terjadinya loop routing pada trafik, maka semua trafik client yang menuju network yang terhubung langsung dengan router, harus kita bypass dari loadbalancing. Kita bisa membuat daftar IP yang masih dalam satu network router dan  memasang mangle pertama kali sebagai berikut 

/ip firewall address-list 
add address=192.168.101.0/30 list=lokal 
add address=192.168.102.0/30 list=lokal 
add address=10.10.10.0/24 list=lokal 

/ip firewall mangle 
add action=accept chain=prerouting dst-address-list=lokal in-interface=wlan2 comment=”trafik lokal” 
add action=accept chain=output dst-address-list=lokal


Pada kasus tertentu, trafik pertama bisa berasal dari Internet, seperti penggunaan remote winbox atau telnet dari internet dan sebagainya, oleh karena itu kita juga memerlukan mark-connection untuk menandai trafik tersebut agar trafik baliknya juga bisa melewati interface dimana trafik itu masuk 

/ip firewall mangle 
add action=mark-connection chain=prerouting connection-mark=no-mark in-interface=ether1 new-connection-mark=con-from-isp1 passthrough=yes comment=”trafik dari isp1” 
add action=mark-connection chain=prerouting connection-mark=no-mark in-interface=ether2 new-connection-mark=con-from-isp2 passthrough=yes comment=”trafik dari isp2”


Umumnya, sebuah ISP akan membatasi akses DNS servernya dari IP yang hanya dikenalnya, jadi jika anda menggunakan DNS dari salah satu ISP anda, anda harus menambahkan mangle agar trafik DNS tersebut melalui gateway ISP yang bersangkutan bukan melalui gateway ISP lainnya. Disini kami berikan mangle DNS ISP1 yang melalui gateway ISP1. Jika anda menggunakan publik DNS independent, seperti opendns, anda tidak memerlukan mangle dibawah ini. 

/ip firewall mangle 
add action=mark-connection chain=output comment=dns dst-address=202.65.112.21 dst-port=53 new-connection-mark=dns passthrough=yes protocol=tcp comment=”trafik DNS citra.net.id” 
add action=mark-connection chain=output dst-address=202.65.112.21 dst-port=53 new-connection-mark=dns passthrough=yes protocol=udp 
add action=mark-routing chain=output connection-mark=dns new-routing-mark=route-to-isp1 passthrough=no


Karena kita menggunakan webproxy pada router, maka trafik yang perlu kita loadbalance ada 2 jenis. Yang pertama adalah trafik dari client menuju internet (non HTTP), dan trafik dari webproxy menuju internet. Agar lebih terstruktur dan mudah dalam pembacaannya, kita akan menggunakan custom-chain sebagai berikut : 

/ip firewall mangle 
add action=jump chain=prerouting comment=”lompat ke client-lb” connection-mark=no-mark in-interface=wlan2 jump-target=client-lb 
add action=jump chain=output comment=”lompat ke lb-proxy” connection-mark=no-mark out-interface=!wlan2 jump-target=lb-proxy


Pada mangle diatas, untuk trafik loadbalance client pastikan parameter in-interface adalah interface yang terhubung dengan client, dan untuk trafik loadbalance webproxy, kita menggunakan chain output dengan parameter out-interface yang bukan terhubung ke interface client. Setelah custom chain untuk loadbalancing dibuat, kita bisa membuat mangle di custom chain tersebut sebagai berikut 

/ip firewall mangle 
add action=mark-connection chain=client-lb dst-address-type=!local new-connection-mark=to-isp1 passthrough=yes per-connection-classifier=both-addresses:3/0 comment=”awal loadbalancing klien” 
add action=mark-connection chain=client-lb dst-address-type=!local new-connection-mark=to-isp1 passthrough=yes per-connection-classifier=both-addresses:3/1 
add action=mark-connection chain=client-lb dst-address-type=!local new-connection-mark=to-isp2 passthrough=yes per-connection-classifier=both-addresses:3/2 
add action=return chain=client-lb comment=”akhir dari loadbalancing” 

/ip firewall mangle 
add action=mark-connection chain=lb-proxy dst-address-type=!local new-connection-mark=con-from-isp1 passthrough=yes per-connection-classifier=both-addresses:3/0 comment=”awal load balancing proxy” 
add action=mark-connection chain=lb-proxy dst-address-type=!local new-connection-mark=con-from-isp1 passthrough=yes per-connection-classifier=both-addresses:3/1 
add action=mark-connection chain=lb-proxy dst-address-type=!local new-connection-mark=con-from-isp2 passthrough=yes per-connection-classifier=both-addresses:3/2 
add action=return chain=lb-proxy comment=”akhir dari loadbalancing”


Untuk contoh diatas, pada loadbalancing client dan webproxy menggunakan parameter pemisahan trafik pcc yang sama, yaitu both-address, sehingga router akan mengingat-ingat berdasarkan src-address dan dst-address dari sebuah koneksi. Karena trafik ISP kita yang berbeda (512kbps dan 256kbps), kita membagi beban trafiknya menjadi 3 bagian. 2 bagian pertama akan melewati gateway ISP1, dan 1 bagian terakhir akan melewati gateway ISP2. Jika masing-masing trafik dari client dan proxy sudah ditandai, langkah berikutnya kita tinggal membuat mangle mark-route yang akan digunakan dalam proses routing nantinya 

/ip firewall mangle 
add action=jump chain=prerouting comment=”marking route client” connection-mark=!no-mark in-interface=wlan2 jump-target=route-client 
add action=mark-routing chain=route-client connection-mark=to-isp1 new-routing-mark=route-to-isp1 passthrough=no 
add action=mark-routing chain=route-client connection-mark=to-isp2 new-routing-mark=route-to-isp2 passthrough=no 
add action=mark-routing chain=route-client connection-mark=con-from-isp1 new-routing-mark=route-to-isp1 passthrough=no 
add action=mark-routing chain=route-client connection-mark=con-from-isp2 new-routing-mark=route-to-isp2 passthrough=no 
add action=return chain=route-client disabled=no 

/ip firewall mangle 
add action=mark-routing chain=output comment=”marking route proxy” connection-mark=con-from-isp1 new-routing-mark=route-to-isp1 out-interface=!wlan2 passthrough=no 
add action=mark-routing chain=output connection-mark=con-from-isp2 new-routing-mark=route-to-isp2 out-interface=!wlan2 passthrough=no



Pengaturan Routing 
Pengaturan mangle diatas tidak akan berguna jika anda belum membuat routing berdasar mark-route yang sudah kita buat. Disini kita juga akan membuat routing backup, sehingga apabila sebuah gateway terputus, maka semua koneksi akan melewati gateway yang masing terhubung 

/ip route 
add check-gateway=ping dst-address=0.0.0.0/0 gateway=192.168.101.1 routing-mark=route-to-isp1 distance=1 
add check-gateway=ping dst-address=0.0.0.0/0 gateway=192.168.102.1 routing-mark=route-to-isp1 distance=2 
add check-gateway=ping dst-address=0.0.0.0/0 gateway=192.168.102.1 routing-mark=route-to-isp2 distance=1 
add check-gateway=ping dst-address=0.0.0.0/0 gateway=192.168.101.1 routing-mark=route-to-isp2 distance=2


Pengujian 


Dari hasil pengujian kami, didapatkan sebagai berikut 
Dari gambar terlihat, bahwa hanya dengan melakukan 1 file download (1 koneksi), kita hanya mendapatkan speed 56kBps (448kbps) karena pada saat itu melewati gateway ISP1, sedangkan jika kita mendownload file (membuka koneksi baru) lagi pada web lain, akan mendapatkan 30kBps (240kbps). Dari pengujian ini terlihat dapat disimpulkan bahwa 
512kbps + 256kbps ≠ 768kbps 

Catatan : 
  • Loadbalancing menggunakan teknik pcc ini akan berjalan efektif dan mendekati seimbang jika semakin banyak koneksi (dari client) yang terjadi.
  • Gunakan ISP yang memiliki bandwith FIX bukan Share untuk mendapatkan hasil yang lebih optimal.
  • Load Balance menggunakan PCC ini bukan selamanya dan sepenuhnya sebuah solusi yang pasti berhasil baik di semua jenis network, karena proses penyeimbangan dari traffic adalah berdasarkan logika probabilitas.  



sumber: http://www.mikrotik.co.id/artikel_lihat.php?id=34 By: Pujo Dewobroto (Mikrotik.co.id) 

Read more »